Bisnis Yang Menjanjikan Adalah Bisnis Mainan Edukatif

Bisnis Yang Menjanjikan Adalah Bisnis Mainan Edukatif



Bisnis Yang Menjanjikan Adalah Bisnis Mainan Edukatif | Siti Aisah Farida rela membebaskan status sebagai Dosen Ekonomi di UT demi mengembangkan bisnis pembuatan alat peraga Tk. Siti sukses mengolah mainan edukatif dengan omzet per tahunnya menggapai Rp 900 juta.

Musim liburan sekolah baru aja usai dan th. ajaran baru pun udah dimulai. Khusus untuk instansi pendidikan prasekolah dan Taman Kanak-kanak (TK), th. ajaran baru dapat berarti perlu menyediakan dan menambah ulang alat permainan edukatif untuk murid-murid baru.

Karena boleh menjadi mainan atau alat peraga yang dimiliki udah tak layak lagi. Maka, udah jauh-jauh berasal dari pengelola instansi pendidikan berikut memesan alat peraga baru ke produsennya.

Salah satu produsen alat peraga TK yang kebanjiran pemesanan menjelang th. ajaran baru adalah Hanimo. Di workshop sekaligus kantornya di bilangan sawangan, Depok, beberapa alat peraga dan permainan edukatif lainnya keluar yang udah dipilah-pilah berdasarkan nama pemesan. Bahkan, diantaranya udah terbungkus rapi dan siap dikirim ke pemesan di luar jawa.

“Waduh mas, jika th. ajaran baru ini saya dan karyawan sampai klenger (pingsan) terima dan mengerjakan pemesanan. Bahkan, ada pesanan yang sampai waktunya belum selesai gara-gara halangan sumber energi manusia. Kadang ada karyawan yang sakit atau tidak masuk kerja dan itu dapat menghambat sistem produksi. Terkadang tidak dapat didelegasikan ke karyawan lain, gara-gara tiap-tiap memiliki tugas dan keahlian sendiri-sendiri. Ada yang dapat hanya mengecat, ada yang khusus kayu dan mengelas besi, ada juga yang pakar menggambar”, papar Siti Aisah Farida, pemilik Hanimo.


Sudah sejak th. 1998, Siti dengan suaminya Yudiono bahu membahu mengelola Hanimo. Sejak itu pula ratusan item produk dibikin untuk melayani instansi pendidikan prasekolah dan TK yang ada di Jakarta dan luar Jakarta, juga berasal dari luar Jawa.

“Pendidikan tak terhenti, juga pendidikan anak-anak. Apabila sekarang kan tak terbatas hanya playgroup dan TK. Tapi juga ada pendidikan pra TK lain layaknya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan BKB (Bina Keluarga Balita). Jadi pasarnya masih terbuka gara-gara mainanan edukasi masih senantiasa dibutuhkan,” sambung Siti yang mantan Dosen ini.

Siti di awalnya sebetulnya tercatat sebagai dosen ekonomi di universitas Universitas Terbuka (UT), Pondok Cabe, Tangerang sejak th. 1987. Setelah melalui pertimbangan, th. 1977 Siti mengundurkan diri sebagai dosen supaya tidak fokus mengembangkan Hanimo yang ketika itu udah banyak terima pesanan. Berbisnis alat peraga TK sebetulnya bukan hal baru membuat ibu dua anak ini. Siti adalah tidak benar satu anak almarhumah Hj. Nurohmah Sunarto, pemilik CV Mataram Indah yang sejak th. 1972 dikenal sebagai produsen alat peraga TK di Yogyakarta.

“Waktu saya di terima sebagai dosen di UT, saya juga bawa mengolah Mataram Indah ke Jakarta. Tahun 1988, saya membuka alat khusus peraga TK di kawasan Cirendeu, Jakarta Selatan.Saya juga jemput bola, mendatangi sekolah-sekolah TK yang ada di Jakarta dan sekitarnya sambil menawarkan produk. Dari situ, produk buatan ibu saya mulai di kenal di Jakarta,” kisah Siti. ” Sekarang, Mataram Indah dikelola adik saya. Bahkan Mataram Indah sekarang juga udah membuka Rumah Makan Ikan Segar Mataram Indah di Yogyakarta.”

Setelah menikah dengan Yudiono, koleganya di UT th. 1989, Siti punya niat membuka sendiri beberapa alat peraga TK. Dibantu beberapa tukang, Siti mencoba mengolah alat permainan edukatif dengan segmen sedikit di bawah Mataram Indah yang mengincar pasar TK-TK menengah atas. Awalnya sekedar mengolah mebeler (bangku dan meja TK). Sayangnya, setahun lantas area usahanya di Cirendeu dipindah gara-gara lahannya dipakai si pemilik tanah. Bersama keluarga, Siti akhirnya pilih sebidang tanah di kawasan Sawangan, Depok sebagai rumah baru dan sekaligus area usahanya. Belakangan, usahanya dinamakan Hanimo,yang merupakan paduan nama panggilan dua anak lelakinya, Han-han dan Imo.

Meski udah mengolah sendiri, tapi untuk beberapa item produk yang tidak dibuatnya, Hanimo masih mendatangkan berasal dari Jogja. Begitu juga untuk memicu alat permainan lainnya yang berbahan baku besi, layaknya ayunan, seluncuran ataupun titian besi, Siti men-sub-kannya ke tukang las yang ada didekat rumahnya.


“Awalnya mereka tidak dibelakang workshop dan showroom Hanimo.Tapi, untuk lebih praktis dan memudahkan produksi, kami sewa lahan dibelakang rumah sebagai bengkel,” terang perempuan kelahiran Yogyakarta, 15 Februari 1959 ini. Saat ini kantor dan showroom Hanimo mendiami lahan seluas lebih berasal dari 200 m2. Di belakang bangunan berupa semi permanen tersebut, berdirilah rumah tinggal Siti dan keluarga.Tersebar tapi saling berdekatan dengan bengkel Hanimo. Ada bengkel khusus las dan besi, Ada juga bengkel yang khusus untuk melukis dan mengecat.

Rencananya, Siti akan membangun workshop sekaligus showroom dalam satu atap di lahan seluas 700 m2 yang udah dibelinya, tak jauh berasal dari area tinggalnya sekarang.

MENDAPATKAN KUCURAN KREDIT

Saat ini Hanimo menyediakan alat peraga TK mulai berasal dari mainan dalam kelas, perlengkapan PAUD dan playgroup, alat permainan edukatif (APE),sampai perlengkapan administrasi dan buku-buku TK juga seragamnya. Hanimo juga melayani jasa melukis tembok(mural) di dinding sekolah dan juga pesanan alat peraga untuk menyandang autis. Harga jualnya dipatok mulai berasal dari Rp.800 / buah (perlengkapan) memasang tarif Rp. 50 ribu per mtr. persegi.

Produk Hanimo tidak hanya dipasarkan dengan cara jemput bola, tapi juga melalui promosi mulut ke mulut dan ajang pameran.Tahun 2007 ini, dua ajang besar pameran besar diikuti Hanimo, yaitu Inacraft dan Pekan Budaya Indonesia di JCC, Jakarta.

Dengan karyawan senantiasa berjumlah 40 orang dan 10 karyawan paruh waktu,dalam setahun Hanimo dapat mengolah 100 set mainan atau alat peraga. Berapa omsetnya? ” Kalau mengkalkulasi omset susah, gara-gara tiap bulan dapat berbeda-beda, terkait musimnya. Musim th. ajaran baru biasa dapat besar. Tapi, kebanyakan kami dapat menggapai omset kira-kira Rp.900 juta per tahun,”ujar Siti yang mengaku membiayai sekolah untuk tiap satu anak karyawannya ini.

Untuk bahan baku, perempuan yang aktif di Asosiasi UKM Depok, juga sempat membuahkan penghargaan pada bulan Juli 2007 selanjutnya berasal dari Walikota Depok gara-gara berjasa memajukan UKM di wilayah tersebut. Lewat organisasi itu juga dibantu anjuran berasal dari Pemda,Komenkop dan UKM dan juga Kanwil Departemen Perdagangan Depok, Hanimo kini menjadi mitra binaan berasal dari PT.Telkom dan Bank Mandiri. Bahkan, belum lama ini kedua perusahaan yang dikenal memiliki banyak mitra binaan UKM tersebut, mengucurkan kredit Hanimo senilai Rp.40 juta (Telkom) dan Rp.80 juta (Mandiri).


Bisnis Yang Menjanjikan Adalah Bisnis Mainan Edukatif | “Semula saya hanya memutarkan modal sendiri. Tapi alhamdullilah, ada pihak ketiga yang peduli dengan kami. Modal kredit itu akan kami menggunakan untuk mengembangkan produk lokal yang dapat bersaing dengan produk buatan luar,” tandas alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Padang Pasir Dan Kenapa Padang Pasir Itu Kering

Bahaya Makan Sambil Berdiri Bagi Kesehatan Yang Harus Diwaspadai

Cara Mengobati Klamidia Secara Alami